Selama ini, masalah cacingan sering kali terabaikan dalam kehidupan banyak orang, akibatnya terjadilah keterlambatan pengobatan. Cacingan dapat ditemui pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan dapat dijumpai pada orang dewasa.
Cacingan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Hal ini dapat terjadi jika orang-orang kurang menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan sekitarnya. Demikian dikatakan oleh dr. Agus, pakar kesehatan dari Bogor.
Proses penularannya, kata Agus, bisa melalui mulut atau oral beserta tinja atau feses. "Makanan dengan cara pemasakan yang kurang tepat dapat menyebarkan cacingan. Selain itu, anak-anak yang sering main lumpur dan kotor-kotoranpun dapat mengundang cacing untuk berkembang di dalam tubuhnya," ujar Agus.
Proses perkembangan cacing, misalnya cacing pita, tambah Agus, dimulai dari dalam usus manusia yang mengandung bagian cacing pita (proglotid) yang sudah masak, yang mengandung sel telur yang sudah dibuahi (embrio). Kemudian proglotid tersebut keluar bersamaan dengan feses. Bila telur ini termakan oleh sapi, dan sampai di usus, maka akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster.
"Larva onkoster selanjutnya akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah sapi, lalu sampai di otot lurik dan akan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista ini membengkak dan kemudian membentuk gelembung yang disebut sebagai Cysticercus (sistiserkus). Jika manusia memakan daging sapi yang mengandung sistiserkus, dan dimasak kurang matang, maka manusia akan tertular cacing pita," terangnya.
Orangtua dapat mendeteksi cacingan pada anak sejak dini. "Ciri-ciri anak yang terkena cacingan adalah kurang gizi, aktivitas berkurang, gampang loyo, tidak semangat, perut kembung, panas, mual, muntah, dan kalau infeksinya sudah lanjut, bisa terjadi pendarahan pada anus anak. Namun, untuk ciri-ciri yang lebih jelas, si anak akan merasa gatal di anusnya," paarnya.
Untuk itu, jelasnya, orangtua harus memberikan obat cacing pada anak, terutama pada usia-usia kelas satu Sekolah Dasar (SD). "Anak pada usia ini rentan terhadap cacingan. Karena itu, orangtua harus memberi obat cacing sekali dalam enam bulan. Selain itu, di puskesmas biasanya ada program minum obat cacing pada anak kelas satu," ungkapnya.
Sumber : Harian "Jurnal Bogor" edisi 29 Desember 2008
No comments:
Post a Comment