Susu kedelai atau soya ternyata tidak bermanfaat dalam mencegah alergi susu sapi. Persatuan Dokter Gastroenterologi, Hepatologi dan Nutrisi Anak-Anak Eropa tidak merekomendasikan susu formula soya.
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dr. Badriul Hegar mengemukakan bahwa idealnya untuk pengobatan terhadap alergi susu sapi adalah dengan mengkonsumsi susu formula asam amino.
“Kegagalan penggunaan susu soya mencapai 20 persen. Susu formula asam amino dinilai lebih ideal dibandingkan dengan susu formula protein hidrolisat ekstensif,” kata dr. Dady Suyoko.
Menurut dia, terapi menggunakan susu protein hidrolisat ekstensif masih ditemukan kegagalan sekitar 10-30 persen.
Mengingat harga susu asam amino yang relatif mahal, susu formula protein hidrolisat ekstensif dapat dicoba pada tahap awal dan apabila gagal, baru ditukar dengan susu asam amino.
“Pada alergi akut, penggunaan susu asam amino lebih sering digunakan,” paparnya. Susu asam amino, lanjutnya, mampu mendiagnostik alergi susu sapi lebih tepat daripada susu formula protein hidrolisat ekstensif pada saat mengganti susu formula sapi biasa dan rasanya diklaim lebih disukai oleh bayi.
“Memang rasanya tidak seenak susu sapi biasa, tetapi tetap lebih enak bila dibandingkan dengan susu formula protein hidrolisat ekstensif,” ujar dr. Badriul.
Penggunaan terbaik dilakukan pada bayi berusia satu tahun. “Pada usia tahun pertama kehidupan, sistem imun seorang anak relatif masih prematur dan sangat rentan,” katanya.
Sumber : Harian “Rakyat Merdeka” edisi 21 Januari 2009
No comments:
Post a Comment